Universitas Gunadarma
“Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyarakat”
Nama
Kelompok :
·
Aditya
Rian Nugroho (50416230)
·
Indra
Wibowo (53416513)
·
Marthin
Hasudungan . K (54416284)
·
Muhammad
Badri Yusuf (54416747)
·
Noviyanti (55416512)
Kelas
: 1IA24
Kata
Pengantar
Segala
puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyaraakat” ini dengan baik dan lancar.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Dalam makalah
ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut tentang perbedaan kepentingan,
prasangka diskriminasi , ethosentris, pertentangan sosial ketegangan dalam
masyarakat, dan golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial, serta
integrasi nasional.
Kami
juga memyampaikan banyaknya terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan masalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu kami sangat berharap dapat menerima kritik dan saran dari semua
pihak untuk dapat meyempurnaan makalah ini.
Bekasi, Oktober 2016
Penyusun
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang..............................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah..........................................................................................
2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................
2
Bab II Pembahasan...........................................................................................
3
2.1 Perbedaan
Kepentingan.................................................................................
3
2.2 Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme...................................................
3
2.3 Pertentangan-pertentangan
Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat............ 5
2.4 Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial.....................................
6
2.5 Integrasi Nasional............................................................................................ 6
2.6 Studi
Kasus....................................................................................................
7
Bab III Penutup..................................................................................................
9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
10
3.2 Saran ..........................................................................................................
10
Daftar Pustaka.................................................................................................
11
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Prasangka dan Diskriminasi
adalah dua hal yang relavasinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan
pertumbuham, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai
dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak dari kecil. Melalui proses
belajar dan semakin besar manusianya, membuat sikap cenderung untuk
membeda-bedakan.
Prasangka
(prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya
“sukhudzon”. Orang-orang tanpa mempertimbangkannya lagi bahwa sesuatu itu
buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap
sesuatu.
Prasangka
menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut
Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau
negarif terhadap orang, objek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui
setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap
bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan
kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan,
aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan
yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh
diri individu masing-masing.
Prasangka ini
sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak
berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau
pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang
telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat
berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan)
terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak
dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit
orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar
berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian
dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya
prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa
? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber
dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan
sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat
dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak
diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang
bertindak diskriminatif tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua
sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak
diskriminatif.
1.2 Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan
masalah antara lain:
·
Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan
kepentingan
·
Mahasiswa dapat menjelaskan prasangka
diskriminasi dan ethosentris
·
Mahasiswa dapat menjelaskan pertentangan sosial ketegangan dalam
masyarakat
·
Mahasiswa dapat menjelaskan golongan-golongan yang berbeda dan integrasi
sosial
·
Mahasiswa dapat menjelaskan integrasi nasional
1.3
Tujuan
Ilmu sosial
dasar merupakan mata pelajaran wajib yang diberikan perguruan tinggi negeri
maupun swasta. Ilmu sosial dasar juga dapat diciptakan dari lingkungan sosial
atau kehidupan sehari-hari. Ilmu sosial dasar dapat membantu kepekaan wawasan
pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang
lebih luas, dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota
golongan terpelajar Indonesia. Tujuan diberikannya mata kuliah ilmu sosial dasar
yaitu sebagai salah satu usaha yang diberikan agar memberikan dan mendapatkan
bekal kepada mahasiswa untuk peduli terhadap lingkungan atau keadaan sosial
diluar sana.
Tujuan lain mengenai pembelajarannya
ilmu sosial dasar, yaitu :
·
Untuk mengetahui perbedaan kepentingan
·
Untuk mengetahui prasangka diskriminasi
dan ethosentris
·
Untuk mengetahui pertentangan sosial
ketegangan dalam masyarakat
·
Untuk mengetahui golongan-golongan yang
berbeda dan integrasi sosial
·
Untuk mengetahui integrasi nasional
BAB II
Pembahasan
Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyarakat
2.1 Perbedaan
Kepentingan
Kepentingan merupakan
dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku karena
adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara psikologis
dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk
meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/ psikologis.
Oleh karena individu
mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis didalam
aspek-aspek pribadinya. Perbedaan itu secara garis besar disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial.
Perbedaan-perbedaan kepetingan itu antara lain :
a. Kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang.
b. Kepentingan
individu untuk memperoleh harga diri.
c. Kepentingan
individu untuk memperoleh pengharaan yang sama.
d. Kepentingan
individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
e. Kepentingan
individu untuk dibutuhkan orang lain.
f. Kepentingan
individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
g. Kepentingan
individu untuk memperoleh rasa aman.
h. Kepentingan
individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
2.2
Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme
a. Prasangka
dan Diskriminasi
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian
prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut
:
1) Semula
diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar
pengalaman yang lalu.
2)
Dalam
bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan
pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang.
3)
Untuk
mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur
emosilan
(suka atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil
tersebut
Dalam konteks
rasial, prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau
ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini
terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa
pengalaman dan yang didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari anggota
seluruh kelompok etnis.
Prasangka dan
Diskriminasi adalah dua hal yang relavasinya. Kedua tindakan tersebut dapat
merugikan pertumbuham, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat.
Prasangka mempunyai
dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak dari kecil. Melalui proses
belajar dan semakin besar manusianya, membuat sikap cenderung untuk
membeda-bedakan.
b. Perbedaan
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangkan
dibedakan dengan diskriminasi. Prasangka bersumber dari suatu sikap, sedangkan
diskriminasi menunjuk pada suatu tindakan. Prasangka dan diskriminasi tidak
muncul dari segolongan orang orang kampung berpendidikan rendah, tetapi juga
dikalangan orang orang intelek seperti para pemimpin dan negarawan berkaliber
nasional dan internasional.
c. Sebab-
sebab timbulnya prasangka dan diskriminsai
Sebab-sebab timbulnya diskriminasi
antara lain :
a) Berlatar
belakang sejarah.
b) Dilantar
belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan sotuasional.
c) Bersumber
dari faktor keberanian.
d) Berlatar
belakang dari perbedaan keyakinan dan kepercayaan agama.
d.
Usaha
mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
Daya upaya yang
dilakukan ntuk mengurangi prasangka yaitu dengan :
a) Perbaikan
kondisi sosial ekonimi.
b) Perluasan
kesempatan.
c) Adanya
sikap terbuka dan sikap lapang.
e. Ethosentrisme
Etnosentrisme
yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya
sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung,
tidak luwes.
Setiap
suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang sekaligus
menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa dan ras tersebut dalam kehidupan
sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma dan nilai yang
terkandung serta tersirat dalam kebudayaan tersebut.
Ethosentrisme
nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang demikian
biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian ethosentrisme merupakan
kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasi atau menilai kelompok lain
dengan tolak ukur kebudayaan sendiri.
2.3
Pertentangan-pertentangan Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat
Konflik (pertentangan )
mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan
perang. Dasar konlik pun berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar
yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :
1) Terdapat
dua atau lebih unit/bagian yang terlibat didalam konflik.
2) Unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan,
masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
3) Terdapat
interaksi antara diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan
tersebut.
Pertentangan sosial
dapat terjadi di masyarakat sebagai adanya interaksi sosial. Masalah itu lebih
menonjol lagi di masyarakat yang bersifat majemuk seperti di Indonesia. Setiap
orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem
nilai yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan
kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah
sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Pada dasarnya problema
yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi:
1) Problema
Pemerintah.
2) Problema
Idelogi Bangsa.
3) Problema
Kedaerahan atau Minoritas.
Adapun cara pemecahan
konflik tersebut adalah sebagasi berikut :
1) Elimintion
yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
2) Subjugation
atau domination artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat
memaksa pihak lain untuk mentaatinya.
3) Integration
(intergrasi) artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangakan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan
yang memuaskan bagi semua pihak.
2.4
Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
a. Masyarakat
majemuk dan nasional Indonesia
Masyarakat Indonesai digolongkan sebagai
masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa
suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan Nasional,
yaitu terwujudnya Negara Indonesia.
b. Integrasi
Penduduk Indonesia yang menempati
wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi
banyak sistem kebudayaan.
c. Intergrasi
Sosial
Intergrasi sosial atau bisa juga disebut integrasi
masyarakat ini bermakna terwujudnya solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar
hubungan masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang menpunyai
sifat, sikap dan watak yang berdeda.
2.5
Integrasi Nasional
Integrasi nasional
bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis
tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional.
Integrasi nasional ini merupakan masalah yang dialami oleh semua negara yang
ada di dunia, yang berbeda hanyalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
Secara umumnya terdapat
tiga masalah besar yang harus dikaji secara serius untuk mencapai perwujudan
intergrasi sosial nasional, yaitu :
1) Pembaruan
bangsa;
2) Kerukanan
antar umat beragama dan aliran kepercayaan;
3) Perubahan
nilai-nilai
2.6 Studi Kasus
Pertentangan Sosial
Contoh Kasus : Pertentangan
merupakan suatu konflik antar individu. Ini merupakan kasus pertentangan sosial
yaitu Satpol PP usir pedagang di pasar burung. Kenapa bisa dibilang kasus
pertentangan sosial? Karena demi menjaga kenyamanan dan keindahan kota penjaga
satpol PP ini mengangkut barang-barang si penjual yang mengakibatkan konflik
antar individu
Integrasi Masyarakat
Contoh Kasus : Seorang manusia harus dapat
menghargai segala apapun mau ras, suku ataupun agama. Contoh seseorang umat
muslim yang tidak memandang kebawah agama yang lain dia tetap menghargai segala
yang di sekitarnya. Ini ada seorang remaja yang beragama muslim untuk menjaga misa
natal diambon. Dia untuk membantu menjaga keamanann di lingkungan sekitar.
Itu dinamakan
kasus integrasi masyarakat karena integasi mempunyai hubungan solidaritas
sosial, rasa kebersamaan, tidak memiliki rasa perbedaan, memiliki hubungan yang
harmonis serta memiliki kerja sama antara individu dengan individu lainnya.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Konflik (pertentangan )
mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan
perang.
Kepentingan merupakan
dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku karena
adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara psikologis
dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk
meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/ psikologis.
Integrasi nasional bermakna solidaritas
sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis tersebut, diarahkan
demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional
Saran
Saran saran berikut ini yang saya sampaikan
insyaallah dapat kalian petik makna-maknanya, berikut ini :
·
Berusaha
memiliki lingkungan yang harmonis.
·
Memiliki jiwa
kesadaran yang tinggi.
·
Memiliki sikap
nasionalisme & Patriotisme.
·
Jangan menilai
atau menganggap jelek tentang perbedaan antar invidu.
·
Jangan
menganggap remeh atau rendah terhadap lingkungan sekitar.
·
Jika ingin
berhasil maka bersikaplah rajin dan disiplin.
·
Berbagilah waktu
dengan baik, jika ingin tidak terbebani.
·
Dapat
menciptakan lingkungan yang bersih dan juga tertib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar