Kamis, 30 April 2020

Quantum Computation

TUGAS 3 PENGANTAR
KOMPUTASI MODERN




Disusun oleh :

Afifah Kurniawati 50416277
Badra Danendra 51416289
Maulidya Sakinah 54416313
Noviyanti 55416512
Kelas : 4IA23


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020



1. Konsep Quantum Computation
1.1. Pengertian Quantum Computation
Dalam bahasa Indonesia yaitu komputer kuantum, merupakan komputer yang memanfaatkan fenomena-fenomena dari mekanika quantum, seperti quantum superposition dan quantum entanglement, yang digunakan untuk pengoperasian data. Quantum Computation itu sendiri adalah suatu bidang studi yang memfokuskan kepada teknologi komputer yang sedang berkembang berdasarkan prinsip-prinsip dari teori kuantum. Dimana dijelaskan mulai dari sifat serta perilaku energi dan materi pada kuantum (atom dan sub atom) tingkat. Quantum Computing adalah alat hitung yang menggunakan sebuah fenomena mekanika kuantum, misalnya superposisi dan keterkaitan untuk melakukan operasi data. Dalam komputasi klasik, jumlah data dihitung dengan bit. Dalam komputer kuantum, hal ini dilakukan dengan qubit. 


Prinsip dasar komputer kuantum adalah bahwa sifat kuantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili data dan struktur data dan bahwa mekanika kuantum dapat digunakan untuk melakukan operasi dengan data ini. Dalam hal ini untuk mengembangkan komputer dengan sistem kuantum diperlukan suatu logika baru yang sesuai dengan prinsip kuantum. Walaupun komputer kuantum masih dalam pengembangan, telah dilakukan eksperimen dimana operasi komputasi kuantum dilakukan atas sejumlah kecil Qubit. Riset baik secara teoretis maupun praktik terus berlanjut dalam laju yang cepat, banyak pemerintah nasional dan agensi pendanaan militer mendukung riset komputer kuantum untuk pengembangannya, baik untuk keperluan rakyat maupun masalah keamanan nasional seperti kriptoanalisis.

Perhitungan jumlah data pada komputasi klasik dihitung dengan bit, sedangkan perhitungan jumlah data pada komputer kuantum dilakukan dengan qubit. Prinsip dasar komputer kuantum adalah bahwa sifat kuantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili data dan struktur data, dan bahwa mekanika kuantum dapat digunakan untuk melakukan operasi dengan data ini. Dalam hal ini untuk mengembangkan komputer dengan sistem kuantum diperlukan suatu logika baru yang sesuai dengan prinsip kuantum.

Komputer kuantum dapat jauh lebih cepat dari komputer konvensional pada banyak masalah, salah satunya yaitu masalah yang memiliki sifat berikut :

1) Satu-satunya cara adalah menebak dan mengecek jawabannya berkali-kali
2) Terdapat n jumlah jawaban yang mungkin
3) Setiap kemungkinan jawaban membutuhkan waktu yang sama untuk mengeceknya
4) Tidak ada petunjuk jawaban mana yang kemungkinan benarnya lebih besar: memberi jawaban dengan asal tidak berbeda dengan mengeceknya dengan urutan tertentu.

Teknologi komputer pada zaman globalisasi saat ini telah berkembang pesat, sehingga komputer dengan teknologi lama mulai tergantikan dengan teknologi yang baru yang pastinya sudah lebih canggih. Kita bisa melihat contohnya pada teknologi pemrosesan Quantum Computing yang merupakan alat hitung menggunakan sebuah fenomena mekanika kuantum. Dapat diambil contohnya seperti penggunaan superposisi dan keterkaitan (entanglement) untuk proses operasi data. Dalam komputer klasik jumlah data dihitung dengan bit, sedangkan dalam komputer kuantum jumlah data dihitung dengan qubit. Adapun prinsip dasar komputer kuantum yang perlu kita tahu adalah bahwa sifat quantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili data dan struktur data. Selain itu prinsip lainnya adalah bahwa mekanika kuantum dapat digunakan untuk melakukan operasi pada data tersebut. Oleh karena itu, untum mengembangkan komputer dengan sistem kuantum diperlukan logika baru yang tentunya sesuai dengan prinsip quantum ini.


1.2. Perbedaan Quantum Computation dengan Quantum Computing
  • Quantum Computing adalah alat hitung yang menggunakan sebuah fenomena mekanika kuantum, misalnya superposisi dan keterkaitan untuk melakukan operasi data. Dalam komputasi klasik, jumlah data dihitung dengan bit. Dalam komputer kuantum, hal ini dilakukan dengan qubit. Prinsip dasar komputer kuantum adalah bahwa sifat kuantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili data dan struktur data dan bahwa mekanika kuantum dapat digunakan untuk melakukan operasi dengan data ini. Dalam hal ini untuk mengembangkan komputer dengan sistem kuantum diperlukan suatu logika baru yang sesuai dengan prinsip kuantum.
  • Qubit atau Binary Digit merupakan ukuran terkecil data dalam sebuah komputer yang hanya terdiri dari 1 atau 0, nyala atau mati, benar atau salah, tidak ada selain dari dua kemungkinan itu. Tapi qubit atau quantum bit, bisa memiliki tiga kemungkinan yaitu 1, 0 atau supersisi dari 1 dan 0. Iya, tidak dan mungkin. Qubit menggunakan mekanika kuantum (hukum fisika yang berlaku hanya untuk partikel yang sangat kecil seperti atom) untuk mengkodekan informasi baik sebagai 1 dan 0 pada saat yang sana.
  • Mekanika Kuantum merupakan cabang dasar fisika yang menggantikan mekanika klasik paa tataran atom dan sub atom. Kuantum komputer menggunakan fenomena dari mekanika kuantum yang berupa superposition, entanglement, multi verse dan tunneling. Superposition adalah keadaan dimana diantara 2 kemungkinan atau bisa disebut gabungan 2 kemungkinan.


1.3. Sejarah Singkat Quantum Computing
  • Pada tahun 1970'an pencetusan atau ide tentang komputer kuantum pertama kali muncul oleh para fisikawan dan ilmu wan komputer seperti Charles H. Bennet dari IBM, Paul A. Benioff dari Argonne National Laboratory, Illinois, David Deutsch dari University of Oxford dan Richard P. Feynman dari California Institute of Technology (Caltech).
  • Feynman dari California Institute of Technology yang pertama kali mengajukan dan menunjukkan model bahwa sebuah sistem kuantum dapat digunakan untuk melakukan komputasi. Feyman juga menunjukkan bagaimana sistem tersebut dapat menjadi simulator bagi fisika kuantum.
  • Pada tahun 1985, Deutsch menyadari esensi dari komputasi oleh sebuah komputer kunatum dan menunjukkan bahwa semua proses fisika secara prinsipil dapat dimodelkan melalui komputer kuantum. Dengan demikian, komputer kuantum memiliki kemampuan yang melebihi komputer klasik.
  • Pada tahun 1995, Peter Shor merumuskan sebuah algoritma yang memungkinkan penggunaan komputer kuantum untuk memecahkan masalah faktorisasi dalam teori bilangan. Sampai saat ini, riset dan eksperimen pada bidang komputer kuantum masih terus dilakukan diseluruh dunia. Berbagai metode dikembangkan untuk memungkinkan terwujudnya sebuah komputer yang memiliki kemampuan yang luar biasa ini. Sejauh ini, sebuah komputer kuantum yang telah dibangun hanya dapat mencapai kemampuan untuk memfaktorkan dua digiat bilangan. Komputer kuantum ini dibangun pada tahun 1998 di Los Alamos, Amerika Serikat menggunakan NMR (Nuclear Magnetic Resonance).


2. Quantum Entanglement
Setelah sedikit memahami apa itu quantum computation dan quantum computer kita akan memasuki pembahasan dari Entanglement. Entanglement sendiri masih bagian dari Quantum Computation. Entanglement adalah suatu teori mekanika quantum yang menggambarkan seberapa cepat dan betapa kuatnya keterhubungan partikel-partikel pada Quantum computer yang dimana jika suatu partikel diperlakukan “A” maka akan memberikan dampak “A” juga ke partikel lainnya.

Quantum entanglement adalah bagian dari fenomena quantum mechanical yang menyatakan bahwa dua atau lebih objek dapat digambarkan mempunyai hubungan dengan objek lainnya walaupun objek tersebut berdiri sendiri dan terpisah dengan objek lainnya. Quantum entanglement merupakan salah satu konsep yang membuat Einstein mengkritisi teori Quantum mechanical. Einstein menunjukkan kelemahan teori Quantum Mechanical yang menggunakan entanglement merupakan sesuatu yang “spooky action at a distance” karena Einstein tidak mempercayai bahwa Quantum particles dapat mempengaruhi partikel lainnya melebihi kecepatan cahaya. Namun, beberapa tahun kemudian, ilmuwan John Bell membuktikan bahwa “spooky action at a distance” dapat dibuktikan bahwa entanglement dapat terjadi pada partikel-partikel yang sangat kecil.

Penggunaan quantum entanglement saat ini diimplementasikan dalam berbagai bidang salah satunya adalah pengiriman pesan-pesan rahasia yang sulit untuk di-enkripsi dan pembuatan komputer yang mempunyai performa yang sangat cepat. Ada juga pemahaman lain tentang Entanglement menurut Albert Einsten “Entanglement Kuantum” di istilahkan “Perbuatan Sihir Jarak Jauh” yang merupakan sifat dasar mekanika kuantum. Entanglement memungkinkan informasi kuantum tersebar dalam puluhan ribu kilometer, dan hanya dibatasi oleh seberapa cepat dan seberapa banyak pasangan entanglement dapat bekerja dalam ruang.

Dari sumber yang saya dapatkan dari internet : [Quantum entanglement] merupakan fenomena yang menghubungkan dua partikel sedemikian rupa sehingga perubahan yang terjadi pada satu partikel seketika itu juga tercermin dalam partikel lainnya, meski mungkin secara fisik diantara mereka terpisah beberapa tahun cahaya.


3. Pengoprasian Data Qubit


Qubit merupakan kuantum bit , mitra dalam komputasi kuantum dengan digit biner atau bit dari komputasi klasik. Sama seperti sedikit adalah unit dasar informasi dalam komputer klasik, qubit adalah unit dasar informasi dalam komputer kuantum . Dalam komputer kuantum, sejumlah partikel elemental seperti elektron atau foton dapat digunakan (dalam praktek, keberhasilan juga telah dicapai dengan ion), baik dengan biaya mereka atau polarisasi bertindak sebagai representasi dari 0 dan / atau 1. Setiap partikel-partikel ini dikenal sebagai qubit, sifat dan perilaku partikel-partikel ini (seperti yang diungkapkan dalam teori kuantum ) membentuk dasar dari komputasi kuantum. Dua aspek yang paling relevan fisika kuantum adalah prinsip superposisi dan Entanglement.

Superposisi, pikirkan qubit sebagai elektron dalam medan magnet. Spin electron mungkin baik sejalan dengan bidang, yang dikenal sebagai spin-up, atau sebaliknya ke lapangan, yang dikenal sebagai keadaan spin-down. Mengubah spin elektron dari satu keadaan ke keadaan lain dicapai dengan menggunakan pulsa energi, seperti dari Laser - katakanlah kita menggunakan 1 unit energi laser. Tapi bagaimana kalau kita hanya menggunakan setengah unit energi laser dan benar-benar mengisolasi partikel dari segala pengaruh eksternal? Menurut hukum kuantum, partikel kemudian memasuki superposisi negara, di mana ia berperilaku seolah-olah itu di kedua negara secara bersamaan. Setiap qubit dimanfaatkan bisa mengambil superposisi dari kedua 0 dan 1. Dengan demikian, jumlah perhitungan bahwa komputer kuantum dapat melakukan adalah 2 ^ n, dimana n adalah jumlah qubit yang digunakan. Sebuah komputer kuantum terdiri dari 500 qubit akan memiliki potensi untuk melakukan 2 ^ 500 perhitungan dalam satu langkah. Ini adalah jumlah yang mengagumkan - 2 ^ 500 adalah atom jauh lebih dari yang ada di alam semesta (ini pemrosesan paralel benar - komputer klasik saat ini, bahkan disebut prosesor paralel, masih hanya benar-benar melakukan satu hal pada suatu waktu: hanya ada dua atau lebih dari mereka melakukannya). Tapi bagaimana partikel-partikel ini akan berinteraksi satu sama lain? Mereka akan melakukannya melalui belitan kuantum.

Ilmu informasi quantum dimulai dengan menggeneralisir sumberdaya fundamental informasi klasik—bit—menjadi bit quantum, atau qubit. Sebagaimana bit merupakan objek ideal yang diabstraksi dari prinsip-prinsip fisika klasik, qubit adalah objek quantum ideal yang diabstraksi dari prinsip-prinsip mekanika quantum. Bit bisa direpresentasikan dengan kawasan-magnetik pada cakram, voltase pada sirkuit, atau tanda grafit yang dibuat pensil pada kertas. Pemfungsian status-status fisikal klasik ini sebagai bit tidak bergantung pada detil bagaimana mereka direalisasikan. Demikian halnya, atribut-atribut qubit adalah independen dari representasi fisikal spesifik sebagai pusingan nukleus atom atau, katakanlah, polarisasi photon cahaya.

Bit digambarkan oleh statusnya, 0 atau 1. Begitu pula, qubit digambarkan oleh status quantumnya. Dua status quantum potensial untuk qubit ekuivalen dengan 0 dan 1 bit klasik. Namun dalam mekanika quantum, objek apapun yang memiliki dua status berbeda pasti memiliki rangkaian status potensial lain, disebut superposisi, yang menjerat kedua status hingga derajat bermacam-macam. Status-status qubit yang diperkenankan persisnya merupakan semua status yang harus bisa dicapai, secara prinsip, oleh bit klasik yang ditransplantasikan ke dalam dunia quantum. Status-status qubit ekuivalen dengan titik-titik di permukaan bola, di mana 0 dan 1 sebagai kutub selatan dan utara Kontinum status antara 0 dan 1 membantu perkembangan banyak atribut luar biasa informasi quantum.


4. Quantum Gates
Quantum Gates merupakan sebuah aturan logika / gerbang logika yang berlaku pada quantum computing. prinsip kerja dari quantum gates hampir sama dengan gerbang logika pada komputer digital. jika pada komputer digital terdapat beberapa operasi logika seperti AND, OR, NOT. pada quantum gates terdiri dari beberapa bilangan qubit, sehingga quantum gates lebih susah untuk dihitung daripada gerbang logika pada komputer digital. Quantum logic gates, pada prosedur berikut menunjukan bagaimana cara untuk membuat sirkuit reversibel yang mensimulasikan dan sirkuit inversibel sementara untuk membuat penghematan yang besar dalam jumlah ancillae yang digunakan. berikut prosesnya :
  • Simulasikan gerbang dibabak tingkat pertama
  • Jauhkan hasil gerbang di tingkat 2 secara terpisah
  • Bersihkan bit ancillae
  • Gunakan mereka untuk mensimulasikan gerbang di babak kedua tingkat
  • Setelah menghitung output, membersihkan bit ancillae
  • Bersihkan hasil tingkat 2


5. Algoritma Shor
Algoritma Shor ditemukan pertama kali oleh Peter Shor pada tahun 1994. Algoritma Shor ini secara prinsip dapat melakukan faktorisasi secara efisien, oleh karena itu penggunaan algoritma ini hanya dapat dikerjakan oleh sebuah komputer kuantum. Dengan adanya Algoritma Shor ini, sebuah komputer kuantum dapat memecahkan sebuah kode rahasia yang saat ini secara umum digunakan untuk mengamankan pengiriman data yang disebut dengan kode RSA. Jika disandikan melalui kode RSA, data yang dikirimkan akan aman karena kode RSA tidak dapat dipecahkan dalam waktu yang singkat. Selain itu, pemecahan kode RSA membutuhkan kerja ribuan komputer secara paralel sehingga kerja pemecahan ini tidaklah efektif. Contohnya : Seorang pemecah kode akan membutuhkan waktu 8 bulan dan 1.600 pengguna internet jika ia akan memecahkan kode RSA yang disandikan dalam 129 digit. Jika hal ini mungkin, pengirim data hanya perlu menambahkan digit pada kode RSA-nya agar para pemecah kode membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk memecahkan kuncinya. Sebagai gambaran, pemecahan kode RSA 140 (140 digit) akan membutuhkan waktu yang lebih lama dari umur alam semesta (15 miliar tahun). Namun, jika pemecah kode menggunakan komputer kuantum, mereka dapat memecahkan kode RSA 140 hanya dalam waktu beberapa detik. Hal inilah yang membuat waswas para pengguna channel komunikasi rahasia saat ini untuk melakukan pengiriman data secara aman.

Algoritma Shor adalah contoh lanjutan paradigma dasar (berapa banyak waktu komputasi diperlukan untuk menemukan faktor bilangan bulat n-bit?), tapi algoritma ini tampak terisolir dari kebanyakan temuan lain ilmu informasi quantum. Sekilas, itu cuma seperti trik pemrograman cerdik dengan signifikansi fundamental yang kecil. Penampilan tersebut menipu; para periset telah menunjukkan bahwa algoritma Shor bisa ditafsirkan sebagai contoh prosedur untuk menetapkan level energi sistem quantum, sebuah proses yang fundamental. Seiring waktu berjalan dan kita mengisi lebih banyak pada peta, semestinya kian mudah memahami prinsip-prinsip yang mendasari algortima Shor dan algoritma quantum lainnya dan, kita harap, mengembangkan algoritma baru.



Referensi :


Selasa, 28 April 2020

Contoh Kasus Masalah dari Penerapan Cloud Computing pada perusahaan

TUGAS 2 PENGANTAR
KOMPUTASI MODERN





Disusun oleh :

Afifah Kurniawati 50416277
Badra Danendra 51416289
Maulidya Sakinah 54416313
Noviyanti 55416512
Kelas : 4IA23



FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020







Contoh Kasus Masalah dari Penerapan Cloud Computing pada perusahaan

Contoh Kasus : Institusi Keuangan (Desjardins) Kanada Memanfaatkan  Cloud Computing

Desjardins Group (Desjardins) adalah nama penting di industri keuangan Kanada. Mereka memiliki tujuh juta nasabah individu dan bisnis, serta nilai aset keseluruhan mencapai US$272 juta. Oleh Bloomberg, perusahaan yang didirikan pada tahun 1900 oleh Alphonse Desjardins ini diganjar anugerah sebagai salah satu bank terkuat di dunia (The World’s Strongest Banks) di tahun 2015.
Desjardins juga menawarkan aneka layanan kepada para nasabahnya, seperti tabungan, pinjaman, kartu kredit, asuransi, jasa broker, dan payroll management. Walhasil, institusi yang berkantor pusat di Levis, Quebec, Kanada ini harus mengoperasikan sejumlah besar custom application untuk mendukung aktivitas bisnisnya tersebut.
“Kami memiliki ratusan, bahkan ribuan aplikasi non mission critical, dengan cerita atau latar belakang yang berbeda. Ada yang dikembangkan oleh sektor bisnis, ada pula yang dikembangkan oleh bagian TI (Teknologi Informasi),” kata Chadi Habib, Chief Technology Officer, Desjardins Group, seperti dikutip dari laman web featuredcustomers.com.
Banyak dari aplikasi-aplikasi tersebut dikembangkan untuk mendukung kinerja satu departemen tertentu atau digunakan oleh satu departemen untuk melayani departemen lainnya.


Banyak Aplikasi, Biaya Tinggi
Seperti yang kerap terjadi pada organisasi-organisasi berskala besar, jumlah aplikasi bertambah secara organik tanpa perencanaan menyeluruh dan sentral. Akibatnya, jumlah aplikasi yang berjalan di atas platform legacy, seperti Lotus Notes dan Microsoft Access, bisa mencapai lebih dari 3.500 aplikasi.
Makin banyak jumlah aplikasi, makin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan. Misalnya, untuk memastikan aplikasi-aplikasi tersebut berfungsi dengan baik, Desjardins harus mengeluarkan beberapa juta dolar setiap tahunnya. Selain itu, perusahaan juga harus memelihara ratusan server yang menjalankan aplikasi-aplikasi tersebut.
Persoalan mulai timbul ketika support untuk platform pengembangan aplikasi yang digunakan selama ini berakhir. Untuk memperpanjang dukungan (support), perusahaan harus membayar kepada vendor penyedia platform tersebut. Mengingat banyaknya aplikasi yang berjalan di atas platform tersebut, Desjardins hanya mempunyai dua pilihan, membayar biaya support atau mengganti platform.
Desjardins Group pun memutuskan untuk mengambil pilihan kedua, yaitu bermigrasi ke platform aplikasi yang lebih modern. “Kami pun mencari cara-cara yang efektif biaya untuk mengkonversi dan memodernisasi aplikasi-aplikasi ini secara agile,” jelas Chadi Habib.


Pilih Cloud
Melakukan modernisasi platform aplikasi dipandang akan mendorong perusahaan melakukan konsolidasi ribuan aplikasi berkategori non mission critical dengan cepat. Dengan konsolidasi tersebut, nantinya Desjardins akan mengoperasikan beberapa ratus aplikasi saja yang dapat dibagi-pakai (shared application) oleh segenap lini dalam perusahaan.
Desjardins juga memilih platform yang berjalan di cloud, terutama dalam rangka mengurangi biaya pemeliharaan yang terbilang tinggi jika masih mengandalkan platform on-premises.
Desjardins Group (Desjardins) adalah nama penting di industri keuangan Kanada. Mereka memiliki tujuh juta nasabah individu dan bisnis, serta nilai aset keseluruhan mencapai US$272 juta. Oleh Bloomberg, perusahaan yang didirikan pada tahun 1900 oleh Alphonse Desjardins ini diganjar anugerah sebagai salah satu bank terkuat di dunia (The World’s Strongest Banks) di tahun 2015.
Desjardins juga menawarkan aneka layanan kepada para nasabahnya, seperti tabungan, pinjaman, kartu kredit, asuransi, jasa broker, dan payroll management. Walhasil, institusi yang berkantor pusat di Levis, Quebec, Kanada ini harus mengoperasikan sejumlah besar custom application untuk mendukung aktivitas bisnisnya tersebut.
“Kami memiliki ratusan, bahkan ribuan aplikasi non mission critical, dengan cerita atau latar belakang yang berbeda. Ada yang dikembangkan oleh sektor bisnis, ada pula yang dikembangkan oleh bagian TI (Teknologi Informasi),” kata Chadi Habib, Chief Technology Officer, Desjardins Group, seperti dikutip dari laman web featuredcustomers.com.
Banyak dari aplikasi-aplikasi tersebut dikembangkan untuk mendukung kinerja satu departemen tertentu atau digunakan oleh satu departemen untuk melayani departemen lainnya.


Pilih Cloud
Melakukan modernisasi platform aplikasi dipandang akan mendorong perusahaan melakukan konsolidasi ribuan aplikasi berkategori non mission critical dengan cepat. Dengan konsolidasi tersebut, nantinya Desjardins akan mengoperasikan beberapa ratus aplikasi saja yang dapat dibagi-pakai (shared application) oleh segenap lini dalam perusahaan.
Desjardins juga memilih platform yang berjalan di cloud, terutama dalam rangka mengurangi biaya pemeliharaan yang terbilang tinggi jika masih mengandalkan platform on-premises.
Desjardins Group (Desjardins) memiliki tujuh juta nasabah individu dan bisnis, serta nilai aset keseluruhan mencapai US$272 juta.
 “Kami membutuhkan platform pengembangan aplikasi cepat (rapid application development) sehingga kami dapat mengkonsolidasikan dan memigrasikan aplikasi-aplikasi kami dengan cepat" ujar Jean-Pierre Thibert, RADev Center & Shared Services Director, Desjardins Group.
"Kami juga menginginkan platform tersebut berjalan di cloud, sehingga kami dapat menghilangkan biaya tinggi dalam pemeliharaan perangkat keras dan platform,” tambah Thibert.


Dari Ribuan ke Ratusan Aplikasi
Now Platform dari ServiceNow dipilih Desjardins Group untuk melakukan transformasi di area pengembangan aplikasi. Platform ini digunakan, antara lain, untuk menentukan komisi, mencatat (log) jarak tempuh kendaraan petugas penjualan, dan mencatat donasi sosial untuk Desjardins Foundation.
Migrasi aplikasi Desjardins Group dilakukan secara bertahap. Di tahap awal, tiga puluh aplikasi legacy non mission critical berhasil dimigrasikan ke platform ServiceNow. Sembilan bulan kemudian, Desjardins memindahkan 50 aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi lainnya dimigrasikan di tahun berikutnya (2017).
Ketika semua aplikasi telah dimigrasikan, Desjardins berhasil memangkas jumlah aplikasi yang semula mencapai ribuan aplikasi dan database terdistribusi, dan menggantikannya dengan beberapa ratus aplikasi saja, yang lebih sederhana dan tersentralisasi.
Migrasi ke platform aplikasi yang lebih modern juga memampukan tim pengembang aplikasi Desjardins Group melakukan pengembangan aplikasi tiga kali lebih cepat daripada pengembangan di platform sebelumnya.
Dan bukan hanya mempercepat pengembangan aplikasi, platform baru ini juga membantu proses onboarding yang lebih cepat untuk seorang developer baru, yaitu kurang dari sepuluh hari. “Dan mereka tetap bisa menggunakan keahlian web development yang sudah mereka miliki, misalnya JavaScript,” imbuh Jean-Pierre Thibert, seperti dikutip dari laman web ServiceNow.
Platfom baru ini juga memudahkan tim TI berinteraksi dengan para stakeholder dari divisi bisnis. “Setiap kali usai satu sprint, kami melakukan validaasi terhadap versi baru aplikasi dengan end user. Dan perubahan pada aplikasi berdasarkan feedback [dari end user] benar-benar sangat simpel, yang mana artinya kami dapat memperoleh produk yang tepat dengan lebih cepat,” jelas Jean-Pierre Thibert.
Manfaat lain yang diperoleh Desjardins Group dari platform baru ini adalah pemangkasan biaya pemeliharaan perangkat keras dan platform karena proses development berjalan di cloud. Selain itu, data-data yang semula terpisah-pisah (silo), kini datang dengan struktur datang yang sama sehingga data dan dokumen dengan mudah dibagi-pakai di antara para end user di semua bagian dalam perusahaan.
Poin dari berita di atas pemaanfaatan yang dilakukan oleh Desjardins diantaranya  :
1. Melakukan Migrasi terhadap aplikasi - aplikasi yang dimiliki oleh Desjardins.
2. menentukan komisi, mencatat (log) jarak tempuh kendaraan petugas penjualan, dan mencatat donasi sosial untuk Desjardins Foundation



Daftar Pustaka

[1] https://infokomputer.grid.id/read/12995897/studi-kasus-cara-institusi-keuangan-memanfaatkan-cloud-computing