Kamis, 20 Juli 2017

Makalah Perubahan didalam Indonesia





Tugas Ilmu Budaya Dasar
 “Perubahan didalam Indonesia”


Nama : Noviyanti
Kelas : 1IA24
NPM : 55416512
 


Tahun Ajaran 2017
Universitas Gunadarma








KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih pada dosen matakuliah Ilmu Budaya Dasar yang bernama Pak Edi Fakhri, karena telah memberikan kami tugas untuk membuat makalah ini. Terima kasih juga kepada pembaca karena telah membaca makalah kami.
            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
                                                                                      

 

 Bekasi, 20 Juli 2017





 




BAB 1
(PENDAHULUAN)

1.      Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Sedangkan perubahan menurut Neni Nurmayanti Husanah merupakan sesuatu yang unik karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai kehidupan itu berbeda-beda dan tidak bisa disamakan, walaupun memmiliki beberapa persamaan dalam prosesnya.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.

2.      Tujuan
·         Mahasiswa mampu mengetahui dan mempelajari suatu definisi tentang kebudayaan 
·         Mahasiswa mampu mengetahui dan mempelajari mengapa suatu kebudayaan bisa atau dapat berubah
·         Mahasiswa mampu mempelajari perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia
·         Mahasiswa mampu membedakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan ataupun faktor-faktor yang menghalangi perubahan kebudayaan
·         Mahasiswa mampu mengetahui dan mempelajari dampak perubahan kebudayaan
·         Mahasiswa mampu mengetahui dan mempelajari cara mencegah kebudayaan yang tidak sesuai
·         Mahasiswa mampu atau dapat mengembangkan suatu kebudayaan
·         Mahasiswa mampu mengetahui sebuah kasus tentang perubahan yang ada di Indonesia walaupun hanya sedikit





BAB II
(PEMBAHASAN)

2.1 Menuju Suatu Definisi Kebudayaan
            Dalam pemakaian sehari-hari perkataan “kebudayaan” berarti kualitas yang wajar dapat diperoleh dengan mengunjungi cukup banyak sandiwara dan konser tarian dan mengamati karya seni pada sekian banyak gedung kesenian. Tetapi seorang ahli Antropologi, mempunyai definisi yang lain. Dalam ringkasan berikut ini Ralph Linton menjelaskan bagaimana definisi kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari berbeda dari definisi seorang ahli antropologi.
“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Dalam arti cara hidup masyarakat itu kalau kebudayaan diterapkan pada cara hidup kita sendiri, maka tidak ada sangkut pautnya dengan main piano atau membaca karya sastrawan terkenal. Untuk seorang ahli Ilmu Sosial, kegiatan seperti main piano itu, merupakan elemen-elemen belakang dalam keseluruhan kebudayaan kita. Keseluruhan ini mencakup kegiatan-kegiatan duniawi seperti mencuci piring atau menyetir mobil dan untuk tujuan mempelajari kebudayaan hal ini sama derajatnya dengan “hal-hal yang lebih halus dalam kehidupan”. Oleh karena itu, bagi seorang ahli ilmu sosial tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak berkebudayaan. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam sesuatu kebudayaan.
Jadi, kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu ˗˗˗ Agama Shinto dan Buddha dan penghormatan yang kuat terhadap generasi tua seperti halnya dengan sumpit dan teater kabuki adalah juga sebagian dari kebudayaan Jepang. Kita masing-masing dilahirakan kedalam suatu kebudayaan yang bersifat kompleks dan kebudayaan itu kuat sekali pengaruhnya terhadap cara hidup serta cara berlaku yang akan kita ikuti selama hidup kita.

2.2 Kebudayaan Selalu Berubah
            Walaupun benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dimasukkan ke dalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan kepada kebudayaan itu, kita harus mengingat, bahwa kebudayaan tidaklah bersifat statis ia selalu berubah. Tanpa adanya gangguan yang disebabkan oleh masuknya unsur budaya asing sekalipun suatu kebudayaan dalam masyarakat tertentu, pasti akan berubah dengan berlalunya waktu. Dalam setiap kebudayaan selalu ada suatu kebebasan tertentu pada para individu dan kebebasan individu memperkenalkan variasi dalam cara-cara berlaku dan variasi itu yang pada akhirnya dapat menjadi milik bersama, dan dengan demikian di kemudian hari menjadi dari bagian kebudayaan. Atau mungkin beberapa aspek dari lingkungan akan berubah, dan memerlukan adaptasi kebudayaan yang baru. Bahwa kebudayaan selalu berubah, ternyata kalau orang memperhatikan sebagian besar dari adat kita. Cara-cara berpakaian, umpamanya mengalami perubahan. Dan juga suatu aspek kebudayaan yang pada umumnya dianggap bertahan lama seperti tingkah laku yang tidak sopan terhadap yang lebih tua, berbicara dengan kasar kepada banyak orang, cara memperlakukan orang dengan yang tidak wajar, maupun lainnya masih banyak di dalam kehidupan kita.
            Jelaslah bahwa kebudayaan manusia bukanlah suatu hal yang hanya timbul sekali atau bersifat sederhana. Tiap masyarakat mempunyai suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan masyarakat lain dan kebudayaan itu merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku yang dimiliki bersama dan kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian kepada lingkungan tertentu.

2.3 Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat Indonesia
Perubahan sosial sebenarnya lebih mengacu pada sebuah perubahan dalam proses tata sosial dalam masyarakat. Beberapa perubahan sosial ini termasuk juga perubahan dalam lingkungan, lembaga, perilaku dan juga hubungan sosial. Selain itu, perubahan sosial juga bisa mengacu pada gagasan untuk sebuah kemajuan sosial dan juga evolusi sosial dan budaya. Perubahan sosial sendiri biasanya dapat berlangsung dengan sangat cepat atau pun lambat dan umumnya sangat tidak bisa disadari oleh masyarakat dalam sebuah negara. Karena hanya beberapa orang yang mengetahuinya ketika orang tersebut mulai membandingkan kehidupan sosial di masa lalu dan masa saat ini. Perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat biasanya dapat terjadi masyarakat itu sendiri menginginkan sebuah perubahan.
1.      Cara Berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam berkomunikasi. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini dilakuan dengan sms atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya dimasyarakat.

2.      Cara Berpakaian
Cara masyarakat kita berpakaian tidak lepas dari globalisasi dan modernisasi di Indonesia. Dulu, orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali kalau ada acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai media seperti Tv dan Internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh budaya barat.

3.      Gaya Hidup
Salah satu perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia adalah gaya hidup a.k.a lifestyle. Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik di dalam kehidupannya seperti menjadi vegetarian, workaholic, dll. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang terjerumus kedalam lifestyle yang tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia seperti narkoba dan pergaulan bebas.

4.      Westernisasi (Kebarat-baratan)
Tidak sedikit budaya barat yang masuk ke Indonesia, contohnya adalah perayaan hati valentine dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli indonesia, akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa budaya asing jauh lebih menarik ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan interest kepada budaya lokal semakin menurun.

5.      Emansipasi Wanita
Salah satu bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat Indonesia adalah emansipasi wanita, artinya wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Dulu kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan, bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah disekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak wanita yang menjabat peran penting dinegeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan, dll.

6.      Masyarakat Semakin Kritis
Perkembangan informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin mudah. Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti koran, televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat masyarakat kita semakin cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat selalu mengomentari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.

7.      Hilangnya Permainan Tradisional
Saat ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau congklak. Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti pedesaan. Padahal permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan permainan asli Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti Playstation, Xbox, Wii, dan lain-lain. Nampaknya permainan modern jauh lebih menarik ketimbang permainan tradisional.

8.      Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik Tradisional
Minat masyarakat terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan lainnya semakin berkurang. kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik tradisional. Sekarang banyak masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat. musik modern seperti gitar, piano, drum dan lainnya. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin alat-alat musik tradisional kita akan hilang.

9.      Tergerusnya Kebudayaan Indonesia
Bentuk lain perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia. Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia seperti break dance, beat box, dan lainnya. Ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera perlu segera ditindaklanjuti bersama.

10.  Penggunaan Bahasa Daerah Semakin Jarang
Contoh perubahan sosial budaya lainnya adalah penggunaan bahasa daerah yang sudah semakin jarang. Kita tahu bersama, ada banyak bahasa daerah di Indonesia ini (lebih dari 100 bahasa daerah). Akan tetapi saat ini banyak masyarakat yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini bukan tanpa alasan, karena bahasa Indonesia dimengerti oleh semua sedangkan bahasa daerah hanya dimengerti oleh masyarakat daerah tertentu saja.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan perilaku,moral dan gaya hidup, Serta faktor eksternal yang sering terjadi pada masyarakat berupa perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan. Dampak langsung dari globalisasi dan modernisasi di Indonesia adalah perubahan sosial budaya di dalam kehidupan masyarakat. Sayangnya perubahan ini tidak selalu baik, ada juga yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Perubahan ini bisa dilakukan siapa saja, baik secara individu, sekelompok orang, maupun mayoritas masyarakat.

2.4 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Kebudayaan
Perubahan sering menyebabkan budaya lokal dilupakan dan ditinggalkan dimasa sekarang ini. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Apabila dikaji lebih dalam mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Mungkin juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk menyesuaikan suatu faktor dengan faktor lain yang sudah mengalami perubahan.
Faktor yang paling sering disoroti yaitu, masuknya budaya asing ke dalam kebudayaan Indonesia. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan dan ditinggalkan. Perubahan kebudayaan ini juga tidak terlepas dari faktor generasi muda yang lebih mudah terpengaruh dengan hal-hal baru tanpa memfilter kebudayaan mana yang cocok dengan kepribadian bangsa. Masyarakat, terutama generasi muda sering kali mengesampingkan budaya lokal apabila menjumpai budaya baru yang lebih menarik menurut pandangan mereka. Selain itu karena masih banyak masyarakat Indonesia yang mengartikan “kebudayaan” kita sebagai kesenian, meskipun pada hakikatnya adalah kesenian hanyalah sebagian dari kebudayaan.Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain.
Selain itu faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan juga banyak yang berasal dari masyarakat itu sendiri, misalnya bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, adanya penemuan baru yang saling mempengaruhi dalam suatu kebudayaan, adanya pertentangan dalam masyarakat, dan kebudayaan juga dapat berubah karena adanya revolusi dalam masyarakat. Selanjutnya juga ada faktor yang berasal dari lingkungan alam fisik sekitar manusia. Hal tersebut terjadi karena perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.

2.5 Faktor-Faktor yang Menghalangi Terjadinya Perubahan Kebudayaan
Soerjono Soekanto menyebutkan hal-hal yang menghalangi terjadinya perubahan sebagai berikut :
  1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Kehidupan masyarakat yang tersing menyebabkan mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain. Hal ini mengakibatkan tidak berkembangnya kebudayaan suatu masyarakat.
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat. Suatu masyarakat yang hidup terasing dan terjajah biasanya mengalami perkembangan kebudayaan yang lambat karena keterbatasan ilmu pengetahuan.
  3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Sikap masyarakat yang mengagung-agungkan tradisi dan menganggap tradisi merupakan hal mutlak akan menghambat terjadinya perubahan.
  4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests.
  5. Rasa takut akan terjadinya keguyahan pada integrasi kebudayaan.
  6. Prasngka terhadap hal-hal baru.
  7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Setiap perubahan biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
  8. Adat atau kebiasaan.
  9. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungki diperbaiki.
2.6 Dampak Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan yang terjadi tidak selamanya berdampak buruk terhadap kebudayaan Indonesia. Namun masuknya kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sering kali membawa dampak buruk yang sulit diatasi. Masuknya kebudayaan asing tersebut mengakibatkan terjadinya culture shock, yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Hal ini membawa dampak yang luas dalam sistem kebudayaan masyarakat. Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan secara instan dan tidak melalui suatu filterisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan nilai-nilai yang menjadi landasannya , hal ini disebut dengan ketimpangan budaya.
Perkembangan terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing tanpa disadari telah menghancurkan kebudayaan lokal. Pengetahuan yang terbatas menjadi penyebab lunturnya kebudayaan asli yang melahirkan jenis kebudayaan baru. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami degradasi. Budaya Indonesia perlahan-lahan semakin punah dan tidak dilestarikan lagi.
Masuknya kebudayaan asing tersebut tidak selamanya berdampak buruk apabila disaring dengan lebih baik oleh masyarakat. Dampak positif yang diperoleh dari perubahan kebudayaan yaitu berkembangnya kebudayaan ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat memperkaya kebudayaan selain tidak meninggalkan kebudayaan asli yang sudah ada. Perubahan kebudayaan tersebut juga membuat ilmu pengetahuan lebih berkembang sehingga dapat mempermudah kehidupan sehari-hari, misalnya adanya perkembangan teknologi mempermudah dalam hal komunikasi.

2.7 Cara Mencegah Kebudayaan yang tidak Sesuai
Perubahan kebudayaan merupakan hal wajar yang terjadi. Perubahan tersebut membawa dampak positif dan negatif. Perubahan yang membawa dampak positif tentunya akan membuat masyarakat lebih maju dan berkembang. Namun perubahan kebudayaan sering kali membawa dampak negatif yang tidak mudah untu diatasi. Hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih agar kebudayaan lokal tidak punah ditelan perubahan kebudayaan. Cara-cara yang dapat diambil dalam mencegah masuknya kebudayaan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia antara lain :
  1. Melakukan filterisasi lebih mendalam terhadap kebudayaan asing yang masuk
  2. Menanamkan nilai-nilai nasionalisme dalam masyarakat
  3. Melestarikan kebudayaan lokal agar tidak punah
  4. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sehingga tahu mana kebudayaan yang sesuai bagi pribadi bangsa.
2.8 Studi Kasus


Contoh Kasus : Pertentangan merupakan suatu konflik antar individu. Ini merupakan kasus pertentangan antar Satpol PP usir pedagang di pasar burung. Ini mengakibatkan sebuah konflik yang cukup ramai, karena perubahan jaman yang modern sebutan pasar burung ini akan dijadikan tempat yang baru atau yang bangus sehingga tidak menimbulkan kemacetan oleh para pedagang kaki lima. Maka dari itu pada satpol PP bertugas untuk membersihkan para pedagang sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Biasanya para satpol PP tidak langsung mengusir pedagang tetapi memberikan surat peringatan atau memberitahu langsung kepada salah satu pedagang untuk memberitahu yang lainnya. Jika masih tetap berada ditempat maka satpol PP bertugas untuk bertindak sesuai dengan ketentuan. Karena lingkungan adapasi seperti pasar juga merupakan suatu kebudayaan yang dimana pasti bisa berubah setiap tahun ketahun.






BAB III
(PENUTUP)
Kesimpulan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain


Saran
·         Dapat lebih mempelajari nilai-nilai yang terkandung didalamnya
·         Dapat lebih mempelajari tentang dampak suatu perubahan
·         Dapat lebih memahami tentang perubahan suatu kebudayaan
·         Dapat lebih memahami tentang definisi perubahan kebudayaan
·         Dapat lebih memahami tentang faktor-faktor kebudayaan dan dapat membedakannya
·         Semoga dapat lebih membantu untuk penulisan tugas






Daftar Pustaka
Referensi buku
Ihromi. T. O (1980). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : PT Grandmedia Jakarta
Soerjono Seokanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1990)

Referensi Lainnya
Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya.
Seokanto, Soerjono. 1983. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Jakarta : Ghalia Indonesia
________________. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.